Merti
desa
adalah tasyakuran panen yang dilakukan oleh seluruh masyarakat dengan
mengadakan acara-acara yang menakjubkan guna untuk bersyukur kepada
Allah atas
rejeki yang telah diberikan pada masyarakat Desa. Tasyakuran tersebut
biasanya
dilakukan di desa-desa tertentu. Pelaksanaannya ada yang 1 tahun sekali
dan ada
yang 3 tahun sekali. Wujud dari pelaksanaan merti desa adalah membuat
sebuah
Ambeng atau Ancak, dibentuk oleh kelompok 7-10 kepala keluarga per
kelompok.
Ambeng tersebut terbuat dari bambu dan berbentuk seperti ranjang dengan
ukuran
kira-kira 3x2meter yang didalam Ambeng diisi tumpeng, ratusan daging
ayam kampung, jenang, wajik, ketan, telur, buah-buahan, rokok, bahkan
ada yang
mengisinya dengan uang ratusan dan lain sebagainya. Isi Ambeng tersebut
digunakan khusus untuk dibagikan kepada tamu dari luar Desa
Merti Bumi merupakan acara rutin
tahunan. Prosesi dilakukan dengan cara kirab, dalam acara merti desa ada juga warga
yang mengenakan busana adat Jawa lengkap bahkan ada yang menampilkan warganya
masing-masing dengan kostum yang berbeda-beda satu dengan lainya. Kirab diawali
dengan barisan parjurit kemudian diikuti warga yang beperan sebagai Dewi
Sri. Kemudian diikuti tiga tumpeng dan warga berada di barisan belakang.
Merti desa
adalah salah satu dari sekian banyak budaya yang secara turun temurun telah
dilaksanakan, selain berfungsi dari wujud ucap Syukur kepada Tuhan YME atas
limpahan rejeki, acara ini juga secara tidak langsung di fungsikan untuk
menjaga tali silaturakhim antar sesama warga dan antar warga dari desa lainnya.
No comments:
Post a Comment