Tuesday, March 18, 2014

Wayang - aset budaya 4

pengertian wayang adalah suatu bentuk pertunjukan tradisional yang disajikan oleh seorang dalang dengan menggunakan boneka atau sejenisnya sebagai alat pertunjukan (Sedyawati: Darmono, 1983). Sedangkan boneka wayang merupakan alat untuk menggambarkan kehidupan umat manusia, sedangkan dari segi bentuk berbeda dari tubuh manusia secara nyata. Sastroamidjojo (1964) mengatakan bahwa boneka wayang diukir menurut sistem tertentu. Perbandingan antar bagian badan tidak seimbang satu sama lain. Segala sesuatu  berkaitan dengan hal tersebut dibuat menurut cara-cara dan aturan yang telah ditentukan.

Wayang adalah  seni pertunjukan berupa drama yang khas. Seni pertunjukan ini meliputi seni suara, seni sastra, seni musik, seni tutur, seni rupa, dan lain-lain. Ada pihak beranggapan, bahwa pertunjukan wayang bukan sekedar kesenian, tetapi mengandung lambang-lambang keramat.

Di Indonesia banyak terdapat jenis wayang, antara lain wayang kulit yaitu wayang yang terbuat dari bahan kulit, wayang orang yaitu wayang yang di perankan oleh manusia, wayang golek yaitu wayang yang di buat dari kayu dan di buat sesuai dengan karakter tertentu (seperti:cepot atau semacamnya) 

Wayang Kulit



Wayang Golek

Wayang Orang

Wayang adalah salah satu media hiburan dari masa lampau yang sampai sekarang masih dipakai walaupun sudah tidak sebanyak dahulu, selain itu wayang adalah salah satu warisan budaya Nusantara yang patut di banggakan dan di jaga kelestariannya. 


 

Monday, March 17, 2014

hijaukan bumi

di saat banyak orang menutup mata akan keadaan alam yang sudah mulai rusak, maka ingat lah kembali suatu lirik lagu berikut ini :

Angin bertiup semakin terasa kencang
Hujan bicara tentang kerusakan
Ulah manusia yang membabi-buta
Seakan tak peduli tak ada asa


Sampai kapan ini bertahan
Bumi tak sanggup menopang


Reff:
Lihatlah rasakan sadarlah
Bumi kita semakin tenggelam
Lihatlah rasakan hijaukan
Hijaukan bumi kembali


Semua nafas yang bernafas akan hilang
Ditelan udara yang semakin menghitam
Bumi yang panas akan semakin mengering
Akankah kita harus berdiam diri


Sampai kapan ini bertahan
Bumi tak sanggup menopang


Back to Reff:

Lihatlah,

Back to Reff: 2x

Sumber : kotak - hijaukan bumi
http://www.4shared.com/mp3/qDpIKD1D/Kotak_-_Hijaukan_Bumi.htm





Thursday, March 13, 2014

Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) - Ronda

Siapa yang tidak mengenal kegiatan siskamling atau ronda ? Tiap malam pasti ada, kebetulan saya dapat jatah siskamling malam senin. Di lingkungan kami siskamling di lakukan setiap hari dari kira - kira pukul 22.00 WIB sampai dengan tengah malam. Yang di sebut Siskamling ( Sistem Keamanan Lingkungan ) adalah upaya dalam meningkatkan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka memberikan perlindungan dan pengamanan bagi lingkungan sekitar dengan jalan mengutamakan upaya pencegahan dari bentuk ancaman serta gangguan Kamtibmas.
Dalam pelaksanaan program kamtibmas ada banyak manfaat yang di dapat, yaitu terciptannya keamanan dan ketertiban di masyarakat, terciptannya suatu masyarakat yang dinamis dan manfaat umumnya adalah secara langsung dapat menjaga kukuhnya ketahanan nasional serta terciptanya keamanan di lingkungan masyarakat.
 
 

 
Siskamling di daerah - daerah biasa berupa ronda malam, sedangkan sekali ronda malam terdapat 5 s/d 6 orang yang akan keliling di sekitar lingkungan tersebut dengan membawa kentongan sekalian untuk mengumpulkan dana sukarela dari tiap rumah yang berwujud uang sukarela yang di taruh di tempat yang telah di sediakan di setiap rumah. Selain bertujuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan kegiatan ronda ini juga bisa bertujuan untuk merekatkan silaturahim antar warga dan juga bisa di manfaatkan juga sebagai ajang tukar pendapat apabila ada persoalan di lingkungan tersebut apabila tidak di mungkinkan di lakukan rapat desa, selain itu di acara ronda ini juga dapat pula untuk sarana tukar menukar informasi yang sedang beredar atau sedang hangat diperbincangkan di sekitar lingkungan tersebut.


Wednesday, March 12, 2014

Angkringan - Kuliner Khas Yogyakarta

Salah satu kuliner khas khususnya di kota Yogyakarta adalah angkringan. Disebut demikian karena tempat dijajakan nya kuliner ini adalah di pinggir jalanan dengan menggunakan gerobak. Siapa pun yang berminat dapat langsung mampir (duduk-duduk) di depan gerobak yang biasanya tertutupi tenda ini.
Hampir di semua sudut jalan di kota Yogyakarta pasti di temukan angkringan. Angkringan adalah semacam warung nongkrong dan makan yang ditutupi dengan kain terpal plastik dengan warna khas, biru atau oranye menyolok. Anda akan banyak menjumpai warung warung ini di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Pada umumnya, kapasitas dari angkringan itu sekitar 7 orang pembeli namun seiring dengan perkembangan jaman sudah banya angkringan yang melebarkan tempatnya. Bahkan banyak juga di daerah jogja yang terdapat angkringan selengkap cafe. Angkringan beroperasi mulai sore hari sampai dini hari. Namun kini ada juga yang mulai buka siang hari. Pada malam hari, angkringan mengandalkan penerangan tradisional lampu minyak dan dibantu terangnya lampu jalan.





Menu minuman yang biasa di sajikan di angkringan adalah seperti wedang jahe, teh atau yang paling khas dari angkringan adalah jahe susu, sedangkan menu makanan nya adalah seperti nasi kucing, gorengan, sate usus, sate keong, sate ampela, kaki ayam (ceker). Meski sering disebut sebagai warung rendahan tetapi pada kenyataannya para pembeli di angkringan malahan dari berbagai kalangan, mulai dari tukang becak, tukang ojek, mahasiswa bahkan budayawan dan seniman terkadang juga ada.


Bela Diri Tradisional Nusantara

Banyak macam bela diri di Indonesia, salah satunya adalah pencak silat. Pencak silat adalah seni bela diri tradisional asli berasal dari Indonesia dan sekaligus merupakan bagian dari kebudayaan bangsa yang berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. 
Pencak silat secara umum merupakan bela diri yang di buat untuk mempertahankan diri dari bahaya yang dapat mengancam keselamatan sedangkan di dalam kamus bahasa Indonesia, pengertian pencak silat bisa diartikan sebagai suatu permainan atau keahlian untuk mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang dan membela diri secara tangan kosong atau menggunakan senjata. Ada pula yang mengatakan bahwa pencak silat adalah gerakan bela diri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan sehingga penguasaan gerak efektif dan terkendali.


Silat diperkirakan menyebar di kepulauan Nusantara semenjak abad ke-7 masehi sedangkan asal mulanya belum dapat dipastikan. Asal mula ilmu bela diri di Nusantara ini kemungkinan berkembang dari keterampilan suku - suku asli di Indonesia dalam melakukan perburuan dan untuk berperang. Sedangkan senjata yang di pakai adalah parang, perisai dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku di pulau Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh dunia luar. Tradisi silat diturunkan secara lisan, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula dari silat sulit ditemukan. 


Pencak silat sebagai salah satu bela diri tradisional Nusantara hendaknya perlu kita jaga keasliannya dan keberadaannya, marilah kita semua mau untuk tetap mempelajarinya atau bahkan bisa menularkannya kepada orang lain sehingga dengan demikian tetap akan ada banyak orang di Nusantara ini yang memakai seni bela diri ini dan di harapkan untuk pemakaian dengan tujuan yang positif. 

Filosofi Cokro Manggilingan

Cokro Manggilingan merupakan sebuah filsafat Jawa yang dalam maknanya. Ini di pakai untuk mencapai ketentraman lahir dan batin. Secara fisik bentuk dari Cokro (cakra) itu adalah lempengan bulat bergerigi dan tajam seperti ujung pada panah para Pandhawa atau juga kelengkapan senjata tokoh wayang raja Darawati “Sri Bathara Kresna”. Sementara Manggilingan bermakna berputar atau perputaran. maka dari itu filsafat Cokro Manggilingan adalah menganalisa siklus hidup manusia, perputaran masa serta peralihan nasib.


Hidup ini laksana Cokro yang berputar. Akan terus berputar dan hanya akan terhenti atas kehendak dari Tuhan Sang Pencipta. Terkadang kita akan berada di bawah sehingga harus bersabar dan tawakal. Tapi percayalah pada saat yang tepat dengan usaha serta doa maka tidaklah mustahil bisa naik ke tengah atau samping. Perputaran waktu dan nasib juga memungkinkan orang yang berada di tengah dapat naik ke puncak. Akan tetapi waspadalah bila sudah di puncak, manusia setelah mendapat “lebih” sering kali lupa diri, “aku” nya makin tinggi. Jangan sekali-kali merasa kuasa hingga lupa diri bahkan takabur, itu sebabnya para pinisepuh (leluhur) yang bijak menambahkan nasehat: aja adigang adigung adiguna atau ojo kumalungkung. Singkatnya: jangan "merasa" atau sok. Mentang - mentang berkuasa lalu berbuat semaunya lebih - lebih mematikan rasa. Bila rasa dinihilkan maka akan muncul sikap merasa berkuasa dan pada akhirnya muncul tingkah laku yang tidak terkendali atau "pethakilan". Kalau sudah sampai taraf ini tinggal tunggu waktunya saja kapan dirinya terjerembab oleh tingkahnya sendiri.

Sama seperti air sebagai bagian dari unsur makrokosmos, akan selalu mengalir dan berputar kemudian turun kembali ke bumi lalu mengalir ke laut. Tidak mudah bagi air untuk mengalir kembali ke laut karena bisa saja air tersebut mengalir dengan lancar, pelan atau bahkan dibendung dalam jangka waktu yang lama. Air juga dikonsumsi oleh manusia dalam sebuah siklus yang alamiah. Air adalah simbolisasi dari kehidupan dan merupakan salah satu lambang dari Cokro Manggilingan.

Sumber : Buku Filsafat Jawa.

Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe





Layar Tancap - Hiburan Rakyat 1

Layar tancap..... itu lah sebutan bagi bioskop dapa jaman dahulu. Yaitu salah satu hiburan ditunggu oleh masyarakat dan di sediakan secara gratisan, di tempat ini pula tersedia tempat untuk berdagang, sedangkan alat yang dipakai untuk memutar film dipakailah proyektor film. Sebelum bioskop mulai banyak di Indonesia masyarakat sudah lebih dulu mengenal istilah layar lebar dan film. Kalian semua mungkin pernah mengalami masa kejayaan layar tancap. Yang membedakan layar tancap dengan bioskop hanyalah sarana dan prasarananya, betul.... ?



Pada layar tancap kenyamanan tidak lah terlalu diperhatikan, warga yang ingin menyaksikan film layar tancap harus rela duduk beralaskan koran atau memakai tikar dan jika hujan turun maka pertunjukan akan berhenti seketika. Pada masa kejayaannya, layar tancap banyak ditunggu tunggu oleh masyarakat. Karena dilayar tancap bisa untuk tempat bermain anak - anak dan kadang kala ada juga di pergunakan untuk bermadu kasih atau PDKTan sambil menonton film yang diputar ^_^ ''
Sedangkan bentuk dari layar tancap adalah layar yang ditancapkan di kebun yang luas atau di lapangan bola. Film - film yang di putar adalah film komedi seperti Warkop DKI ( Dono-Kasino-Indro), Kadir dan Doyok atau film yang berlatar belakang jaman kerajaan seperti Brama Kumbara atau Babad Tanah Leluhur. 




Tapi sayangnya dijaman yang modern sekarang ini layar tancap sudah mulai ditinggalkan dan tergantikan dengan nama kerennya yaitu Bioskop atau Cinema XXI. Bisa dikatakan bahwa layar tancap sudah mulai berkurang peminatnya. Mungkin karena keterbatasan lahan dan berkembangnya teknologi yang canggih dan menawarkan ruang lebih nyaman untuk menonton film.

Aksara Jawa - aset budaya 3

Bhineka Tunggal Ika. Itu lah semboyan dari bangsa kita bangsa Indonesia, dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau serta keanekaragaman budaya begitu juga dengan bahasanya. Di jaman sekarang banyak sekali bahasa yang di pakai, dari bahasa baku yaitu bahasa Indonesia sampai dengan bahasa - bahasa yang biasa di pakai anak - anak muda sekarang saat berkomunikasi (bahasa Gaul). Tetapi bahasa jawa di era modern sekarang ini sudah tidak banyak lagi di pakai, kalaupun dipakai itu juga dalam kalangan - kalangan tertentu seperti di daerah pedesaan atau dalam acara resmi seperti pernikahan, itu pun jaman sekarang sudah banyak memakai bahasa Indonesia. Masih ingat seperti apa bentuk - bentuk dari huruf jawa itu :


Segarkan memori kita akan bahasa daerah ini dan dengan ini semoga bisa mengingat kembali atau bahkan satu langkah kecil ini dapat membuat bahasa jawa sebagai bahasa daerah khusus nya di pulau jawa dan bahasa - bahasa daerah lainnya di Indonesia dapat tetap lestari dan terjaga keberadaan nya.