Saturday, May 24, 2014

Karawitan - Seni Budaya Tradisional

Kesenian Karawitan adalah kesenian yang berasal dari daerah Yogyakarta. Kesenian Karawitan ini memiliki 2 arti atau makna. Yang pertama menurut kata benda adalah berasal dari kata rawit yang artinya berkelok, berliku-liku, rumit. Yang kedua menurut arti musik Karawitan merupakan Seni suara yang berasal dari instrumen atau gamelan maupun suara manusia yang berlaraskan pelog dan slendro.
Karawitan memiliki laras Pelog dan Slendro. Pelog mempunyai not berjumlah 8 yaitu 1,2,3,4,5,6,7,1. Sedangkan Slendro meiliki not yang berjumlah 6 yaitu 1,2,3,5,6,1. Laras Pelog biasanya dipakai dalam acara sekatenan. Dalam seni karawitan terdapat hal yang di sebut Gemyangan, yaitu pengertian nada satu oktaf. Dalam seni karawitan terdapat beberapa macam alat musik gamelan yaitu kendhang, gong, kempul, suwukan, kenong, kethuk, bonang, gender, slenthem, gambang, siter, rebab, demung, saron, peking. 15 alat musik tersebut merupakan alat musik yang paling pokok yang ada di kesenian karawitan. Dan ternyata masih ada banyak lagi alat musik yang lain.


  

Seni karawitan telah mendapatkan kedudukan yang istimewa di dunia seni pertunjukan Indonesia. Seni karawitan sebagai media pendidikan dapat dilihat dari sudut pandang cara membunyikannya, di mana karawitan menjadi sajian seni musik yang enak didengar bila dimainkan secara bersama-sama. Hal ini mencerminkan bahwa kebersamaan menjadi satu hal yang sangat penting untuk mencapai hasil musik yang berkualitas. Melalui karawitan, kita diajarkan pendidikan budi pekerti, bergotong royong serta tepo seliro. Pendidikan seni karawitan Jawa sangat lebih baik bila diperkenalkan dan diberikan sedini mungkin kepada anak sebagai modal pemahaman, melalui bangku pendidikan formal seperti Sekolah Menengah Karawitan Indonesia yang saat ini juga sudah ada di beberapa daerah di Indonesia menjadi contoh akan keseriusan dari pemerintah dalam menunjukkan upaya untuk melestarikan budaya yang adiluhung ini.
Pelestarian seni karawitan Jawa bukan hanya menjadi tanggungjawab para seniman, melainkan juga semua masyarakat Indonesia karena seni karawitan Jawa merupakan bagian dari budaya Indonesia yang harus dilestarikan. 







Monday, May 19, 2014

Penanganan Sampah - Go Green

Sampah adalah salah satu masalah dari suatu daerah selain limbah dan polusi, entah itu polusi udara dan suara. maka dari itu harus dilakukan adanya penanganan yang serius dari sampah ini. Sampah bisa di kelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu sampah organik, non organik dan sampah beracun dan berbahaya sehingga untuk pelaksanaan penyaluran sampah agar bisa di pilah-pilah mana yang bisa di daur ulang atau tidak maka sekarang banyak di pakai nya bak sampah untuk menampung sampah-sampah tersebut sesuai dengan jenis nya.


 
Untuk itu kita sebagai warga yang masih menginginkan lingkungan yang bersih dan sekaligus sehat maka marilah kita membuang sampah di tempat yang telah tersedia dan sesuaikan jenis dari sampah agar lebih mempermudah dalam pengolahan sampah tersebut. Dan hasil dari perlakuan sampah yang baik adalah terciptanya lingkungan yang bersih, rapi dan sehat.


 


Lakukan semampu kita agar lingkungan tetap terjaga kebersihannya dan mari kita lakukan gerakan "Go Green" pada lingkungan sekitar kita, karena dari hal - hal kecil seperti membuang sampah pada tempat nya dan menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat maka kita juga sekaligus menjadi penyelamat bagi bumi dari bahaya kerusakan lingkungan dan alam.




Friday, May 16, 2014

Mancing di Sungai, kenangan waktu kecil

Ada teman saya yang membaca blog saya ini dan dia request judul tentang "memancing di sungai" yang juga itu adalah hobi dia sampai sekarang.

Masa kecil adalah masa yang sangat menyenangkan, itu juga saya alami. Di mana setiap hari yang ada adalah bermain dan bermain, kalau dulu permainan yang ada adalah sederhana seperti main gundu (kelereng), sepak bola, petak umpet, lompat tali atau main tembak tembakan.




Ada juga yang suka bermain di sawah atau di sekitar sungai untuk menangkap burung dengan jerat dari tali atau mandi disungai bersama kawan-kawan. Selain mandi atau menangkap burung ada juga kesenangan di waktu kecil saat bermain di sawah atau di sekitar sungai yaitu memancing, saat itu pancing yang di pakai tidak se-modern sekarang, kalau dahulu alat pancing yang dipakai di buat dari bambu atau dari ranting pohon yang di ikat dengan senar dan diujungnya di pasang kail sedangkan umpan yang dipakai adalah cacing tanah. Dahulu tempat yang sering didatangi untuk mencari cacing untuk umpan adalah di sekitar pohon bambu yang ada di pinggir kampung kalau dirasa kurang banyak ya tentu tempat yang langsung dituju adalah di dekat kandang kerbau. Selain cacing umpan yang dipakai adalah lumut tapi kalau lumut ikan yang didapat tidak sebanyak memakai uman cacing. Setelah umpan dan pancing nya sudah siap maka petualangan pun di mulai....



Waktu itu anak-anak kampung saya jarang yang suka memancing, hanya beberapa saja sedangkan yang lain kalau bermain di sungai atau sawah maka kebanyakan mereka pasti mandi. Sembari mancing kegiatan yang kami lakukan adalah memetik buah yang ada di sekitar, seperti jambu, tomat atau mentimun (heheehee seperti kancil nih ceritanya). Ikan yang di dapatkan adalah ikan wader, tawes bahkan dahulu teman saya pernah dapat ikan lele, kalau ikan tidak kunjung di dapat maka sasaran lainnya adalah menangkap kepiting. Semua itu kami lakukan dari pagi hari bahkan tidak jarang bisa sampai sore hari dan itu kami lakukan waktu hari minggu dan hari libur. 
Begitulah kira-kira kisah bermain di waktu kecil. Seharusnya masa kecil biarlah dihabiskan dengan bermain dan pengenalan dengan lingkungan, pelajaran agama, olah raga dan dasar-dasar pengetahuan umum dan bukan masa kecil ini malah sudah di perkenalkan dengan pelajaran-pelajaran untuk anak usia sekolah lanjutan seperti bahasa inggris atau tentang teknologi informasi secara berlebihan, agar mereka lebih bisa mengenal lingkungan dan bisa berinteraksi dengan teman-teman sebaya mereka secara langsung dan lebih baik.


Tuesday, March 18, 2014

Wayang - aset budaya 4

pengertian wayang adalah suatu bentuk pertunjukan tradisional yang disajikan oleh seorang dalang dengan menggunakan boneka atau sejenisnya sebagai alat pertunjukan (Sedyawati: Darmono, 1983). Sedangkan boneka wayang merupakan alat untuk menggambarkan kehidupan umat manusia, sedangkan dari segi bentuk berbeda dari tubuh manusia secara nyata. Sastroamidjojo (1964) mengatakan bahwa boneka wayang diukir menurut sistem tertentu. Perbandingan antar bagian badan tidak seimbang satu sama lain. Segala sesuatu  berkaitan dengan hal tersebut dibuat menurut cara-cara dan aturan yang telah ditentukan.

Wayang adalah  seni pertunjukan berupa drama yang khas. Seni pertunjukan ini meliputi seni suara, seni sastra, seni musik, seni tutur, seni rupa, dan lain-lain. Ada pihak beranggapan, bahwa pertunjukan wayang bukan sekedar kesenian, tetapi mengandung lambang-lambang keramat.

Di Indonesia banyak terdapat jenis wayang, antara lain wayang kulit yaitu wayang yang terbuat dari bahan kulit, wayang orang yaitu wayang yang di perankan oleh manusia, wayang golek yaitu wayang yang di buat dari kayu dan di buat sesuai dengan karakter tertentu (seperti:cepot atau semacamnya) 

Wayang Kulit



Wayang Golek

Wayang Orang

Wayang adalah salah satu media hiburan dari masa lampau yang sampai sekarang masih dipakai walaupun sudah tidak sebanyak dahulu, selain itu wayang adalah salah satu warisan budaya Nusantara yang patut di banggakan dan di jaga kelestariannya. 


 

Monday, March 17, 2014

hijaukan bumi

di saat banyak orang menutup mata akan keadaan alam yang sudah mulai rusak, maka ingat lah kembali suatu lirik lagu berikut ini :

Angin bertiup semakin terasa kencang
Hujan bicara tentang kerusakan
Ulah manusia yang membabi-buta
Seakan tak peduli tak ada asa


Sampai kapan ini bertahan
Bumi tak sanggup menopang


Reff:
Lihatlah rasakan sadarlah
Bumi kita semakin tenggelam
Lihatlah rasakan hijaukan
Hijaukan bumi kembali


Semua nafas yang bernafas akan hilang
Ditelan udara yang semakin menghitam
Bumi yang panas akan semakin mengering
Akankah kita harus berdiam diri


Sampai kapan ini bertahan
Bumi tak sanggup menopang


Back to Reff:

Lihatlah,

Back to Reff: 2x

Sumber : kotak - hijaukan bumi
http://www.4shared.com/mp3/qDpIKD1D/Kotak_-_Hijaukan_Bumi.htm





Thursday, March 13, 2014

Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) - Ronda

Siapa yang tidak mengenal kegiatan siskamling atau ronda ? Tiap malam pasti ada, kebetulan saya dapat jatah siskamling malam senin. Di lingkungan kami siskamling di lakukan setiap hari dari kira - kira pukul 22.00 WIB sampai dengan tengah malam. Yang di sebut Siskamling ( Sistem Keamanan Lingkungan ) adalah upaya dalam meningkatkan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka memberikan perlindungan dan pengamanan bagi lingkungan sekitar dengan jalan mengutamakan upaya pencegahan dari bentuk ancaman serta gangguan Kamtibmas.
Dalam pelaksanaan program kamtibmas ada banyak manfaat yang di dapat, yaitu terciptannya keamanan dan ketertiban di masyarakat, terciptannya suatu masyarakat yang dinamis dan manfaat umumnya adalah secara langsung dapat menjaga kukuhnya ketahanan nasional serta terciptanya keamanan di lingkungan masyarakat.
 
 

 
Siskamling di daerah - daerah biasa berupa ronda malam, sedangkan sekali ronda malam terdapat 5 s/d 6 orang yang akan keliling di sekitar lingkungan tersebut dengan membawa kentongan sekalian untuk mengumpulkan dana sukarela dari tiap rumah yang berwujud uang sukarela yang di taruh di tempat yang telah di sediakan di setiap rumah. Selain bertujuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan kegiatan ronda ini juga bisa bertujuan untuk merekatkan silaturahim antar warga dan juga bisa di manfaatkan juga sebagai ajang tukar pendapat apabila ada persoalan di lingkungan tersebut apabila tidak di mungkinkan di lakukan rapat desa, selain itu di acara ronda ini juga dapat pula untuk sarana tukar menukar informasi yang sedang beredar atau sedang hangat diperbincangkan di sekitar lingkungan tersebut.


Wednesday, March 12, 2014

Angkringan - Kuliner Khas Yogyakarta

Salah satu kuliner khas khususnya di kota Yogyakarta adalah angkringan. Disebut demikian karena tempat dijajakan nya kuliner ini adalah di pinggir jalanan dengan menggunakan gerobak. Siapa pun yang berminat dapat langsung mampir (duduk-duduk) di depan gerobak yang biasanya tertutupi tenda ini.
Hampir di semua sudut jalan di kota Yogyakarta pasti di temukan angkringan. Angkringan adalah semacam warung nongkrong dan makan yang ditutupi dengan kain terpal plastik dengan warna khas, biru atau oranye menyolok. Anda akan banyak menjumpai warung warung ini di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Pada umumnya, kapasitas dari angkringan itu sekitar 7 orang pembeli namun seiring dengan perkembangan jaman sudah banya angkringan yang melebarkan tempatnya. Bahkan banyak juga di daerah jogja yang terdapat angkringan selengkap cafe. Angkringan beroperasi mulai sore hari sampai dini hari. Namun kini ada juga yang mulai buka siang hari. Pada malam hari, angkringan mengandalkan penerangan tradisional lampu minyak dan dibantu terangnya lampu jalan.





Menu minuman yang biasa di sajikan di angkringan adalah seperti wedang jahe, teh atau yang paling khas dari angkringan adalah jahe susu, sedangkan menu makanan nya adalah seperti nasi kucing, gorengan, sate usus, sate keong, sate ampela, kaki ayam (ceker). Meski sering disebut sebagai warung rendahan tetapi pada kenyataannya para pembeli di angkringan malahan dari berbagai kalangan, mulai dari tukang becak, tukang ojek, mahasiswa bahkan budayawan dan seniman terkadang juga ada.


Bela Diri Tradisional Nusantara

Banyak macam bela diri di Indonesia, salah satunya adalah pencak silat. Pencak silat adalah seni bela diri tradisional asli berasal dari Indonesia dan sekaligus merupakan bagian dari kebudayaan bangsa yang berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. 
Pencak silat secara umum merupakan bela diri yang di buat untuk mempertahankan diri dari bahaya yang dapat mengancam keselamatan sedangkan di dalam kamus bahasa Indonesia, pengertian pencak silat bisa diartikan sebagai suatu permainan atau keahlian untuk mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang dan membela diri secara tangan kosong atau menggunakan senjata. Ada pula yang mengatakan bahwa pencak silat adalah gerakan bela diri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan sehingga penguasaan gerak efektif dan terkendali.


Silat diperkirakan menyebar di kepulauan Nusantara semenjak abad ke-7 masehi sedangkan asal mulanya belum dapat dipastikan. Asal mula ilmu bela diri di Nusantara ini kemungkinan berkembang dari keterampilan suku - suku asli di Indonesia dalam melakukan perburuan dan untuk berperang. Sedangkan senjata yang di pakai adalah parang, perisai dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku di pulau Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh dunia luar. Tradisi silat diturunkan secara lisan, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula dari silat sulit ditemukan. 


Pencak silat sebagai salah satu bela diri tradisional Nusantara hendaknya perlu kita jaga keasliannya dan keberadaannya, marilah kita semua mau untuk tetap mempelajarinya atau bahkan bisa menularkannya kepada orang lain sehingga dengan demikian tetap akan ada banyak orang di Nusantara ini yang memakai seni bela diri ini dan di harapkan untuk pemakaian dengan tujuan yang positif. 

Filosofi Cokro Manggilingan

Cokro Manggilingan merupakan sebuah filsafat Jawa yang dalam maknanya. Ini di pakai untuk mencapai ketentraman lahir dan batin. Secara fisik bentuk dari Cokro (cakra) itu adalah lempengan bulat bergerigi dan tajam seperti ujung pada panah para Pandhawa atau juga kelengkapan senjata tokoh wayang raja Darawati “Sri Bathara Kresna”. Sementara Manggilingan bermakna berputar atau perputaran. maka dari itu filsafat Cokro Manggilingan adalah menganalisa siklus hidup manusia, perputaran masa serta peralihan nasib.


Hidup ini laksana Cokro yang berputar. Akan terus berputar dan hanya akan terhenti atas kehendak dari Tuhan Sang Pencipta. Terkadang kita akan berada di bawah sehingga harus bersabar dan tawakal. Tapi percayalah pada saat yang tepat dengan usaha serta doa maka tidaklah mustahil bisa naik ke tengah atau samping. Perputaran waktu dan nasib juga memungkinkan orang yang berada di tengah dapat naik ke puncak. Akan tetapi waspadalah bila sudah di puncak, manusia setelah mendapat “lebih” sering kali lupa diri, “aku” nya makin tinggi. Jangan sekali-kali merasa kuasa hingga lupa diri bahkan takabur, itu sebabnya para pinisepuh (leluhur) yang bijak menambahkan nasehat: aja adigang adigung adiguna atau ojo kumalungkung. Singkatnya: jangan "merasa" atau sok. Mentang - mentang berkuasa lalu berbuat semaunya lebih - lebih mematikan rasa. Bila rasa dinihilkan maka akan muncul sikap merasa berkuasa dan pada akhirnya muncul tingkah laku yang tidak terkendali atau "pethakilan". Kalau sudah sampai taraf ini tinggal tunggu waktunya saja kapan dirinya terjerembab oleh tingkahnya sendiri.

Sama seperti air sebagai bagian dari unsur makrokosmos, akan selalu mengalir dan berputar kemudian turun kembali ke bumi lalu mengalir ke laut. Tidak mudah bagi air untuk mengalir kembali ke laut karena bisa saja air tersebut mengalir dengan lancar, pelan atau bahkan dibendung dalam jangka waktu yang lama. Air juga dikonsumsi oleh manusia dalam sebuah siklus yang alamiah. Air adalah simbolisasi dari kehidupan dan merupakan salah satu lambang dari Cokro Manggilingan.

Sumber : Buku Filsafat Jawa.

Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe





Layar Tancap - Hiburan Rakyat 1

Layar tancap..... itu lah sebutan bagi bioskop dapa jaman dahulu. Yaitu salah satu hiburan ditunggu oleh masyarakat dan di sediakan secara gratisan, di tempat ini pula tersedia tempat untuk berdagang, sedangkan alat yang dipakai untuk memutar film dipakailah proyektor film. Sebelum bioskop mulai banyak di Indonesia masyarakat sudah lebih dulu mengenal istilah layar lebar dan film. Kalian semua mungkin pernah mengalami masa kejayaan layar tancap. Yang membedakan layar tancap dengan bioskop hanyalah sarana dan prasarananya, betul.... ?



Pada layar tancap kenyamanan tidak lah terlalu diperhatikan, warga yang ingin menyaksikan film layar tancap harus rela duduk beralaskan koran atau memakai tikar dan jika hujan turun maka pertunjukan akan berhenti seketika. Pada masa kejayaannya, layar tancap banyak ditunggu tunggu oleh masyarakat. Karena dilayar tancap bisa untuk tempat bermain anak - anak dan kadang kala ada juga di pergunakan untuk bermadu kasih atau PDKTan sambil menonton film yang diputar ^_^ ''
Sedangkan bentuk dari layar tancap adalah layar yang ditancapkan di kebun yang luas atau di lapangan bola. Film - film yang di putar adalah film komedi seperti Warkop DKI ( Dono-Kasino-Indro), Kadir dan Doyok atau film yang berlatar belakang jaman kerajaan seperti Brama Kumbara atau Babad Tanah Leluhur. 




Tapi sayangnya dijaman yang modern sekarang ini layar tancap sudah mulai ditinggalkan dan tergantikan dengan nama kerennya yaitu Bioskop atau Cinema XXI. Bisa dikatakan bahwa layar tancap sudah mulai berkurang peminatnya. Mungkin karena keterbatasan lahan dan berkembangnya teknologi yang canggih dan menawarkan ruang lebih nyaman untuk menonton film.

Aksara Jawa - aset budaya 3

Bhineka Tunggal Ika. Itu lah semboyan dari bangsa kita bangsa Indonesia, dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau serta keanekaragaman budaya begitu juga dengan bahasanya. Di jaman sekarang banyak sekali bahasa yang di pakai, dari bahasa baku yaitu bahasa Indonesia sampai dengan bahasa - bahasa yang biasa di pakai anak - anak muda sekarang saat berkomunikasi (bahasa Gaul). Tetapi bahasa jawa di era modern sekarang ini sudah tidak banyak lagi di pakai, kalaupun dipakai itu juga dalam kalangan - kalangan tertentu seperti di daerah pedesaan atau dalam acara resmi seperti pernikahan, itu pun jaman sekarang sudah banyak memakai bahasa Indonesia. Masih ingat seperti apa bentuk - bentuk dari huruf jawa itu :


Segarkan memori kita akan bahasa daerah ini dan dengan ini semoga bisa mengingat kembali atau bahkan satu langkah kecil ini dapat membuat bahasa jawa sebagai bahasa daerah khusus nya di pulau jawa dan bahasa - bahasa daerah lainnya di Indonesia dapat tetap lestari dan terjaga keberadaan nya.



Tuesday, January 28, 2014

Hutan sebagai paru-paru bumi

Hutan sering disebut sebagai paru-paru dunia, karena sifatnya yang menyerap panas dan memproduksi oksigen yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Manfaat hutan yang lain adalah mengatur sisten air tanah, mempertahankan kesuburan tanah, sebagai media berkembangnya flora dan fauna, sebagai objek wisata dan olahraga, objek penelitian ilmiah, dan untuk mencegah erosi dan banjir.
Sedangkan bahaya dari kerusakan hutan adalah :
  1. Efek rumah kaca.
  2. Kerusakan lapisan ozon.
  3. Mengakibatkan banjir.
  4. Dapat mengakibatkan kepunahan para spesies.
Melihat betapa pentingnya keberadaan hutan bagi kehidupan, tentu saja kita harus berupaya  melestarikan hutan.
beberapa upaya yang kita dilakukan  untuk melestarikan hutan diantarnya :
  1. Menghutankan kembali hutan yang sudah gundul ( reboisasi ).
  2. Mempertahankan hutan lindung dan hutan suakamargasatwa.
  3. Menebang pohon dihutan dengan cara tebang pilih dan tebang kembali.



Maka dengan demikian  mari kita jaga hutan yang ada di Indonesia agar tetap lestari . . . . 


Lirik lagu "ilir ilir"


Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh penganten anyar
Bocah angon bocah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir
Dondomono jrumatono kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surak’0 surak hiyo


Dolanan anak tradisional - aset budaya 2

Masa kecil adalah masa yang sangat menyenangkan, tiap hari yang ada adalah bermain, bermain dan bermain. permainan jaman sekarang dengan jaman dahulu sangatlah berbeda. Permainan atau yang dahulu dikenal dengan sebutan "dolanan" banyak sekali ragamnya akan tetapi dengan seiring dengan kemajuan jaman sudah banyak dolanan yang anak-anak kecil sekarang malah tidak mengenal nya karena telah tergeser dengan permainan berbasis teknologi.








Marilah kita lestarikan ragam dolanan tradisional ini dengan cara mengenalkannya pada adik atau anak kita agar keberagaman dolanan ini tetap dikenal dan bahkan tetap bisa di mainkan.

Sunday, January 26, 2014

Merti Desa


Merti desa adalah tasyakuran panen yang dilakukan oleh seluruh masyarakat dengan mengadakan acara-acara yang menakjubkan guna untuk bersyukur kepada Allah atas rejeki yang telah diberikan pada masyarakat Desa. Tasyakuran tersebut biasanya dilakukan di desa-desa tertentu. Pelaksanaannya ada yang 1 tahun sekali dan ada yang 3 tahun sekali. Wujud dari pelaksanaan merti desa adalah membuat sebuah Ambeng atau Ancak, dibentuk oleh kelompok 7-10 kepala keluarga per kelompok. Ambeng tersebut terbuat dari bambu dan berbentuk seperti ranjang dengan ukuran kira-kira 3x2meter yang didalam Ambeng diisi tumpeng, ratusan daging ayam kampung, jenang, wajik, ketan, telur, buah-buahan, rokok, bahkan ada yang mengisinya dengan uang ratusan dan lain sebagainya. Isi Ambeng tersebut digunakan khusus untuk dibagikan kepada tamu dari luar Desa
Merti Bumi merupakan acara rutin tahunan. Prosesi dilakukan dengan cara kirab, dalam acara merti desa ada juga warga yang mengenakan busana adat Jawa lengkap bahkan ada yang menampilkan warganya masing-masing dengan kostum yang berbeda-beda satu dengan lainya. Kirab diawali dengan barisan parjurit kemudian diikuti warga yang beperan sebagai Dewi Sri.  Kemudian diikuti tiga tumpeng dan warga berada di barisan belakang.





Merti desa adalah salah satu dari sekian banyak budaya yang secara turun temurun telah dilaksanakan, selain berfungsi dari wujud ucap Syukur kepada Tuhan YME atas limpahan rejeki, acara ini juga secara tidak langsung di fungsikan untuk menjaga tali silaturakhim antar sesama warga dan antar warga dari desa lainnya.